Jumat, 20 Oktober 2017

MAKALAH SYSTEM INFORMASI PEMASARAN

                                                                     BAB I
                                                            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem informasi pemasaran tidak lain adalah sebuah kegiatan individual maupun badan usaha untuk mempercepat sebuah jaringan atau koneksi dalam lingkungan yang dinamis melalui distribusi informasi untuk mengenalkan sebuah produk dan menentukan harga produk, jasa dan gagasan.
Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem informasi pemasaran merupakan perpaduan dari kebijakan yang berkaitan dengan produk, tempat, promosi, dan harga sebuah produk.
Karena pentingnya sistem informasi pemasaran, sangat diperlukan adanya peningkatan kualitas SDM yang memadai dan kompeten dalam bidang teknologi informasi yang ditunjang dengan peralatan teknologi yang canggih, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan, dan pihak-pihak yang memerlukan informasi dapat menggunakannya dalam manajemen dan pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan kemudahan dalam pelayanan informasi secara hemat dan tepat guna, maka diperlukan adanya sistem informasi pemasaran dengan pengolahan data yang sistematis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem informasi pemasaran?
2.      Apa saja yang termasuk dalam bagian penting system informasi pemasaran
3.      Bagaimana  strategi pemasaran?
  
C.    Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mengetahui pengertian sistem informasi pemasaran
2.      Mengetahui apa saja yang termasuk dalam bagian penting system informasi pemasaran
3.     

                                                                         BAB II
                                                                 PEMBAHASAN



A. Pengertian System.
      Menurut Sutabri (2005:8),”System adalah gabungan beberapa unsur yang erat hubungannya dengan satu sama lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”, Menurut Jogiyanto (2005:1).”System adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur tertentu yang saling berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu “ . Defenisi sistem dari kamus Webster’s Unabrisged dalam buku Amsyah (2000:27),” System adalah elemen elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi.

     Dari pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa system adalah kesatuan dari berbagai elemen penting yang memang terintegrasi satu sama lain yang berfungsi untuk kemudahan dari suatu tujuan.

B. Pengertian Informasi Dan System informasi

      Menurut Jogiyanto (2005:8),” Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. Data adalah fakta yang dipresentasikan dalam berbagai bentuk seperti text , sound , grafik atau video.

 Agara informasi berguna , informasi harus ditopang 3 pilar :
1. Relavan yaitu informasi harus relevan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
 2. Akurat yaitu informasi harus dapat dipercaya dan dimiliki sumber yang valid.
3. Tepat waktu yaitu informasi tersedia pada saat yang dibutuhkan.
      Defenisi dari System informasi menurut Sutabri (2005:42),” Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukanh kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi yang bersifat menajerial dengan kegiatan stategis dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan”.

C.    Pengertian System Informasi Pemasaran
“sistem informasi pemasaran adalah suatu struktur yang terdiri dari prosedur, perlengkapan dan manusia yang saling berkaitan, berkesinambungan (continuing) dan berorientasi kemasa depan" (william dan lamarto,1996:54)
Informasi merupakan sebuah kekuatan yang sangat penting, bahkan saat ini informasi menjadi lebih penting dari sumber daya lain.
System informasi pemasaran adalah sebuah system pemasaran dengan menggunakan media komputer yang bekerja sama dengan system informasi lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan berbagai problem yang berhubungan dengan pemasaran produk.
System informasi pemasaran adalah sebuah system yang mengadakan informasi untuk penjualan, memperkenalkan penjualan, usaha pemasaran, usaha penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
dari keterangan yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa, sistem informasi pemasaran adalah sebuah kegiatan individual maupun badan usaha untuk memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pendistribusian pengenalan produk dan penentuan harga produk, jasa dan gagasan. System informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan berbagai hasil atau produknya. System informasi ini adalah perpaduan dari kebijakan yang terkait dengan:
a.       Produk
b.      Tempat
c.       pengenalan produk
d.      Harga produk
System informasi pemasaran dapat juga diartikan sebagai suatu susunan yang berkelanjutan dan saling berhubungan dari orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi dan menyalurkan informasi yang dibutuhkan, secara  on time, dan akurat kepada pengambil keputusan dalam bidang marketing.

D.   Bagian - Bagian Dalam System Informasi Pemasaran
System informasi pemasaran mempunyai 4 bagian, yaitu :
1. input
2. model
3. basis data
4. output

1.  Input
       System informasi pemasaran mengumpulkan data yang menerangkan proses kegiatan pemasaran perusahaan. bagian system intelejen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran. bagian system peneliti pemasaran melakukan observasi khusus mengenai kegiatan pemasaran.

2. Model
        Model digunakan untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna systemnya. Model adalah sebuah cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di system informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan salesman, penentuan alur pengiriman yang paling baik.

3. DataBase
       Data yang digunakan oleh bagian system output berasal dari database. Beberapa data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.

 4. Output
      Tiap bagian system output menyediakan informasi tentang bagian system itu sebagai bagian dari campuran bagian system produk menyediakan informasi tentang produk. bagian system promosi menyediakan informasi tentang kegiatan promosi perusahaan dan penjualan langsung. bagian system harga membackup manajer untuk membuat keputusan harga.

E.    Strategi Dalam Pemasaran
         Strategi pemasaran adalah pengambilan kebijakan seputar biaya pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan kondisi lingkungan yang diharapkan serta kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada 3 faktor penting yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:

1.      Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2.   Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3.      Situasi ekonomi
          Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
1.      Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
2.      Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
3.      Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
4.      Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.


                                                                            BAB III
                                                           SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Setelah menjelaskan tentang sistem informasi pemasaran dalam makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pemasaran secara umum, yaitu  kegiatan perseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Komponen yang terkait dengan system informasi yaitu: Komponen input, komponen model, komponen basis data, dan komponen output. Sedangkan strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan

B.     Saran
Dalam makalah ini penulis hanya membahas mengenai pengertian, komponen yang berkaitan dengan system informasi pemasaran, serta konsep dan strategi system informasi pemasaran. Diharapkan pada penulis yang akan membahas tentang system informasi pemasaran yang akan datang akan membahas lebih detil supaya pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap, terimakasih.











Selasa, 10 Oktober 2017

MAKALAH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

        Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakkan orang/personel kearah tujuan yang dicita-citakan, sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur, tidak memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan.
Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seorang dalam organisasi, nilai dan bobot strategic dari keputusan yang diambil semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu orgnisasi , keputusan yang diambilpun lebih mengarah kepada hal-hal yang lebih operasional. Terlepas dari keputusan yang diambil , apakah pada kategori strategic, taktis, teknis, atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari perjalanan yang hendak ditempuh oleh organisasi.
Kepemimpinan begitu kuat mempengaruhi kinerja organisasi sehingga rasional apabila keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan  karena kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan juga tidak membuat strategi pendidikan yuang adaptif terhadap perubahan. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan  secara terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan  kualitas pendidikan. Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi,  serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorentasi kepada mutu.
Oleh sebab itu masa depan ideal lembaga pendidikan sebenarnya sangat ditentukan oleh eksistensi pemimpinnya.Pemimpin lembaga pendidikan memiliki otoritas dan bertanggung jawab penuh sesuai jenjang manajerialnya terhadap efektifitas pengelolaan sekolah.Pemimpin memiliki peran pengambilan keputusan(decision role) yang sangat kuat dan perlu menjalankannya secara benar dan tepat sasaran ,dengan peran ini dapat dipastikan perubahan dan perkembangan masa depan pendidikan  menjadi jauh lebih baik.Pada hakekatnya kondisi inilah yang menjadi harapan masyarakat sebagai user output lembaga pendidikan  dan sudah seharusnya menjadi paradigma berpikir pelaku institusi pendidikan.
Berangkat dari pembahasan diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan makalah dengan judul “KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL.”
B.              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian kepemimpinan transformasional?
2.      Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan transformasional?
C.       Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan transformasional
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan transformasional.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpian Transformasional.
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapapun menjalankan tugas-tugan kepemimpinan, ketika dalam tugas itu dia berinteraksi dengan dan mempengaruhi orang lain. Bahkan dalam kapasitas pribadipun, didalam tubuh manusia itu ada kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena yang kompleks sehingga amat sukar untuk dibuat rumusan yang menyeluruh tentang arti kepemimpinan. Oleh karenanya, tidak ada satu definisi kepemimpinan pun dapat dirumuskan secara lengkap untuk mengabstraksikan  perilaku social atau perilaku interaktif manusia didalam organisasi yang memiliki regulasi dan struktur tertentu , serta  misi yang kompleks.
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata,yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (Transformasional).Istilah transformasional berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda,misalkan mentranformasikan visi menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual. Transformasional karenanya mengandung makna sifat- sifat yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya mengubah energy potensial menjadi energy actual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil.
Muchlas (2005:46) menyatakan para pemimpin transformasional adalah mereka yang memberikan pertimbangan perseorangan dan stimulasi intelektual dan mereka yang memiliki kharisma. Pemimpin transformasional mungkin berpotensi besar untuk memperbaharui lembaga yang merosot dan membantu individu menemukan arti dan kegembiraan dalam pekerjaan, tetapi pemimpin dapat menimbulkan bahaya besar kalau sasaran dan nilainya bertentangan dengan pendirian dasar lembaga/ organisasi kepemimpinan transformasional membawa keadaan menuju kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi tuntutan pembaruan dan perubahan. Bass dalam Robbin dan Judge (2009:85) mengemukakan ada tiga cara seorang pemimpin transformasional memotivasi karyawannya yaitu dengan: mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha; mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri. Kepemimpinan transformasional menurut Burns (1978) dalam Maulana (2012:64), didefinisikan sebagai : “leaders inducing followers to act for certain goals that represent the values and the motivation-the wants and needs, the aspirations and expectations - of both leaders and followers". Menurut Burns sebagaimana dikutip Maulana (2012:64), kepemimpinan transformasional adalah suatu proses, dimana pemimpin dan pengikutnya berupaya satu dengan lainnya untuk meningkatkan motivasi dan morality ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Seorang pemimpin yang transforming selalu berupaya untuk meningkatkan kesadaran pengikut dengan cara menanamkan semangat yang ideal dan nilai-nilai moralitas yang tinggi, seperti: persamaan (equality), kemerdekaan (liberty), keadilan (justice), kemanusiaan (humanitarianism), dan perdamaian (peace). Pemimpin yang transforming bertindak sebagai seorang guru, aktivator, inisiator, penggerak (mobilize), dan gemar belajar (learner). Pemimpin tersebut harus mencari dan mengerti kebutuhan, nilainilai dan aspirasi dari pengikutnya dan menyatu bersama kehidupan pengikutnya. Pemimpin transforming selalu terbuka, interaktif, komunikasi, dan dialog dengan pengikutpengikutnya dalam upaya membangun tujuan yang transformatif. Ada kesepakatan yang timbul dengan pengikut-pengikut yang didasarkan pada nilai, tujuan, dan keyakinan bersama (shared values, purposes, dan beliefs).
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional ini, Leithwood dan kawan-kawan menulis, “Transformasional leadership is seen to be sensitive to organization building, developing shared vision, distributing leadership and building school culture necessary to current restructuring efforts in schools”.Kutipan ini menggariskan menggariskan  bahwa kepemimpina transformasional menggiring SDM yang dipimpin kearah tumbuhnya sensitivitas pembinaan  dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan , dan pembangunan kultur organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah.
Teori transformasional sering disebut  sebagai teori-teori relasional kepemimpinan (relational theories of leadership).Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan mengilhami atau menginspirasi orang dengan membantu anggota kelompok memahami potensinya untuk kemudian di transformasikan  menjadi perilaku nyata dalam rangka penyelesaian tugas pokok dan fungsi dalam kebersamaan.Pemimpin transformasional terfokus pada kinerja anggota kelompok,tapi juga ingin setiap orang untuk memenuhi potensinya.Pemimpin transformasional biasanya memiliki etika yang tinggi dan standart moral.
Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran para pemimpin untuk berbuat yang terbaik ssuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Bass (1985) dalam Maulana (2012:65) misalnya mengoperasikan teori kepemimpinan transformasional dari Burn. Kepemimpinan transformasional terdiri atas empat faktor, yaitu : charisma, individual consideration, inspiration, dan intellectualstimulation. Kepemimpinan transformasional menggunakan keempat faktor tersebut untuk mempengaruhi pengikut agar berpikir lebih tinggi dari kebutuhannya sendiri, dan selanjutnya berubah ke suatu kultur untuk mendapatkan upaya dengan tingkatan yang sangat tinggi, kepuasan yang tinggi dan terakhir adalah kinerja lebih dari yang diharapkan
Pemimpin transformasional adalah pemimpin  yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi dimasa datang. Oleh karena itu’pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan  sebagai pemimpin yang visioner.
Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi kedepan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut kedalam organisasi, memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid  membawa perubahan dalam etos kerja dan kinerja manajemen berani, bertanggung jawab memimpin serta mengendalikan organisasi.menyimpulkan esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru,mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya  inovasi dan kreativitas. Suyanto menyatakan bahwa kepemimpinan yang taransformasional yang memotivasi bawahan mereka untuk “berkinerja diatas dan melebihi panggilan tugasnya”.
Dengan demikian kepemimpinan transformasioanl adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.

B.     Ciri – ciri Kepemimpinan Tranformasional
Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan yang menekankan pentingnya sistem nilai untuk meningkatkan  kesadaran pengikut tentang masalahasalah etis, memobilisasi energy dan sumber daya untuk mereformasi institusi. Pemimpin yang transformasional mampu menggerakkan pengikut untuk terlibat aktif dalam proses perubahan.Oleh karena itu pemimpin transformasional biasanya memiliki kepribadian yang kuat sehingga mampu membangun ikatan emoisional pengikut untuk mewujudkan tujuan ideal institusi. Pemimpin transformasional  membangun loyalitas dan ikatan emosional pengikut atas dasar kepentingan dan sistem nilai ideal yang diyakini strategis untuk kepentingan jangka panjang.
Ciri pemimpin transformasional :
a.       Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b.      Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan tim/organisasi.
c.       Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
d.      Proses untuk membangun komitmen bersama terhadap sasaran organisasi dan  memberikan kepercayaan kepada pengikut untuk mencapai sasaran.

Perilaku pemimpin transformasional antara lain :
a.       Pengaruh ideal.
Dalam hal ini pemimpin membangkitkan  emosi dan identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi.
b.      Stimulasi Intelektual.
Upaya pemimpin untuk meningkatkan  kesadaran terhadap permasalahan organisasional dengan sudut pandang yang baru.
c.       Pertimbangan individual.
Bentuk perhatian, dukungan dan pengembangan bagi pengikut.

Cunningham dan Cordeiro menyebutkan tiga hal fundamental terkait makna penerapan kepemimpinan transformasional :
1.      Membantu para anggota staf untuk mengembangkan dan memelihara budaya kerjasama (kolaborasi).
2.      Budaya professional
3.      Membantu mempercepat pengembangan dan membantu para tenaga pendidik untuk memecahkan masalah lebih efektif. Pemikiran ini menjadi sangat penting jika kita melihat fakta rendahnya kualitas pendidikan yang berdampak langsung pada kualitas SDM di Indonesia selama ini.
.
Cunningham dan Cordeiro menyebutkan 4 hal penting  yang perlu mendapat perhatian pemimpin untuk mewujudkan tujuan institusional secara efektif yaitu :
1)      Membuat visi
Untuk membuat visi yang ideal, menarik dan dapat dicapai, pemimpin perlu mengkaji data dan informasi institusi pendidikan yang tersedia dan mempelajari kebutuhan lingkungan internal dan trend perkembangan lingkungan eksternal.

2)      Merumuskan visi
Untuk mendapatkan visi yang benar-benar ideal pemimpin mengkaji kembali kekuatan dan kelemahan internal institusi serta mempridiksi kemungkinan masa depan yang ideal yang bisa dicapai dalam kurun waktu antara 5-10 tahun.
3)      Mengkomunikasikan visi
Visi pada dasarnya adalah konsep impian masa depan yang penuh makna  bahkan misteri.Oleh karena itu visi harus disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bekepentingan(stake holder) institusi pendidikan.Hal ini  dimaksudkan supaya pesan-pesan inti yang terkandung didalamnya dapat dipahami  dan dirasakan sebagai kebutuhan bersama serta menjadi symbol kebanggaan dalam menggerakkan roda institusi.


4)      Deployment.
Deployment dapat diartikan sebagai bentuk upaya menerjemahkan dan menyebarluaskan visi kedalam realita dengan cara membangun budaya kerja yang kondusif. Deployment dalam konteks ini juga dapat berarti mencegah kecenderungan penyebaran perkembangan kearah yang tidak diinginkan.
Implementasi model kepemimpinan transformasional  dalam bidang pendidikan  memang perlu diterapkan seperti kepala sekolah, kepala dinas, dirjen, kepala departemen dan lain-lain. Model kepemimpinan ini  memang perlu diterapkan  sebagai salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama  dalam bidang pendidikan. Adapun alasan-alasan mengapa perlu diterapkan model kepemimpinan transformasional penting bagi suatu organisasi yaitu :
a)      Secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
b)      Secara positif dihubungkan  dengan orientasi pemasaran jangka panjang  dan kepuasan pelanggan.
c)      Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi para anggtotanya terhadap organisasi.
d)     Meningkatkan kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
e)      Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
f)       Mengurangi stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi model kepemimpinan transformasional dalam organisasi pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Mengacu pada nilai nilai agama yang ada dalam organisasi/instansi khususnya sekolah-sekolah.
2.      Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem sekolahtersebut.
3.      Menggali budaya yang ada dalam sekolah tersebut.
4.      Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada diatasnya seperti sistem Negara.


























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
Model kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio  menyangkut empat dimensi dengan konsep 4I yaitu idealized influence, inspirational motivation,intellectual simulation dan individualized consideration.
Ciri-ciri pemimpin transformasional :
1.      Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan
2.      Mendorong pengikut untuk mendahulukan kepentingan tim/organisasi
3.      Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi
4.      Gaya kepemimpinan transformasional akan menjadi instrument utama pembangkitan spirit kerja tenaga pengembang, staf, dan tenaga lainnya, berikutefeknya terhadap perbaikan kultur organisasi sekolah dan peningkatan mutu kinerja akademik lembaga.

B.     Saran
Bagi kepala sekolah : Seharusnya kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan transformational yaitu kepemimpinan  yang mampu memotivasi pengikut untuk secara lebih dari yang ada sekarang mewujudkan minat pribadinya secara segera (transcend their own immediate self interest) guna bersama-sama menerjemahkan misi dan visi organisasinya dan mampu mengubah energy sumber daya, baik manusia, instrument, maupun situasi untuk mencapai tujuan reformasi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Muchlas, M. (2005). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Bass, B., Riggio, and Ronald, E. (2006). Transformasional Leadership. New Jersey: Lawrence Erlbawn Associates.
Burns, J. (1978). Leadership. New York: Harper.
Robbins, S. P., and Judge, M. (2009). Organizational Behavior. New Jersey:Prentice Hall Int'l, Inc.

Luthans, F. (2002). Organizations Behavior. New York:McGraw Hill International: John E. Biernat. Maulana, A. E. (2012). Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan. Jakarta: PT. Multicerdas Publishing