Kamis, 02 November 2017

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

NAMA  : JAUHARUL MUSTHOFA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN


RESUME BUKU 
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN



Secara etimologis, administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata ad yang berarti intensif dan ministrare yang berarti melayani. Secara bebas administrasi dapat diartikan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek tertentu.Fungsi ketatausahaan adalah mencatat hal-hal yang terjadi dalam organisasi sebagai bahan laporan kepada pimpinan.Dengan demikian, administrasi adalah kegiatan tulis menulis, mengirim dan menyimpan keterangan.
Administrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan administrasi pada umumnya.Perbedaannya terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya, dan bukan prinsip-prinsip umumnya. Dapat dipahami bahwa administrasi artinya pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional dengan cara yang efektif dan efisien. Administrasi adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan, atau suatu proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi merupakan keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentuuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan pengembangan bakat dan minat anak didik yang dilakukan secara sistematis dan teroganisir. Pendidikan adalah proses pembinaan akal manusia. Pendidikan adalah keterampilan setelah manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai dari hasil olah pikirnya. Ada tiga aspek yang berkaitan dengan  proses pendidikan, yaitu:
1.      Aspek yang berkaitan dengan potensi akal anak didik agar kecerdasannya meningkat.(kecerdasan intelektual)
2.      Aspek rohani anak didik, agar emosinya semakin terarah (kecerdasan emosional)
3.      Aspek yang berkaitan dengan potensi spiritual, yakni semakin dekat dengan Tuhan YME (kecerdasan spiritual)
Sedangkan administrasi pendidikan adalah sinergitas penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan seluruh kebutuhan materiil pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan semua aspek yang ada dalam usaha penyelenggaraan pendidikan , semenjak berdirinya lembaga pendidikan, penerimaan siswa baru, proses pembelajaran fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan dan media pendidikan. Sedangkan tugas dan kewajiban administrative pendidikan dapat dikeompokkan menadi 7 kategori, yaitu:
1.      Program penddikan
2.      Murid
3.      Personal
4.      Kantor sekolah
5.      Keuangan sekolah
6.      Pelayanan bantuan
7.      Hubungan sekolah masyarakat
Program pendidikan berkaitan dengan system pendidikan yang terpadu. Oleh karena itu, administrasi pendidikan bukanlah berkaitan dengan tugas pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas, tetapi mempersoalkan efektivitas keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, sehingga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan tersebut perlu dibuat penjadwalan yang teradministrasikan secara terpadu.
Prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Prinsip efisiensi
2.      Prinsip  pengelolaan
3.      Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
4.      Prinsip kepemimpinan yang efektif
5.      Prinsip kerjasama.
Setiap prinsip-prinsip administrasi di atas, terdapat dua landasan yang dapat dipergunakan sebagai landasan kerja administrasi pendidikan di sekolah, yaitu landasan ideal dan landasan operasional.Landasan ideal yang dipergunakan dalam kegiatan administrasi pendidikan di sekoah adalah Pancasila dan UUD 1945.Sedangkan landasan operasional dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia adalah kurikulum.Landasan operasional kegiatan administrasi pendidikan di sekolah berpedoman pada prinsip fleksibilitas, prinsip efisien dan efektivitas, prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip kontinuitas dan prinsip pendidikan seumur hidup.
Tujuan administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Tercapainya fleksibilitas dalam proses administrasi pendidikan
2.      Terwujudnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan administrasi pendidikan
3.      Terlaksananya kontinuitas administrasi pendidikan
4.      Terlaksananya pendidikan seumur hidupyang disipiner dan berpedoman pada linieritas keilmuan.
Tujuan umum dari administrasi pendidikan adalah bertitik tolak dari landasan ideal yang dianut dalam bernegara pada umumnya dan pengembangan pendidikan pada khususnya. Semua usaha pendidikan diarahkan pada upaya tercapainya pelaksanaan lima sila dalam pancasila.Penyelenggaraan pendidikan berikut pengelolaannya pada dasarnya untuk mewujudkan tercapainya cita-cita nasional, yaitu suatu Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.Tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat yang Pancasialis, yakni yang sehat lahir dan batin, artinya yang beriman, berilmu dan bertakwa kepada Allaah SWT. Agar imannya baik, ilmunya berkualitas dan ketakwaannya diterima oleh Alaah SWT, masyarakat diberi hak yang sama dalam menikmati pendidikan. Tujuan administrasi pendidikan terutama berkaitan dengan berbagai upaya koordinatifnya dalam mempersiapkan manusia yang memiliki kualitas hidup yang mandiri, yakni manusia yang berilmu, beriman, bertakwa, terampil, ahli dan siap pakai di segala medan professional. Manusia yang berkepribadian yaituyang berpegang pada nilai-nilai luhur yang dibangun oleh agama dan ideology negara.
Ruang lingkup administrasi pendidikan berkaitan dengan berbagai bidang yang terdapat dalam lembaga pendidikan, sekolah atau perguruan tinggi. Semua bidang menjadi tanggungjawab kepala sekolah atau dekan di setiap fakutas dan rektor untuk tingkat institute atau universitas. Ruang lingkup kegiatan administrasi sekolah meliputi:
1.      Administrasi program pengajaran
2.      Administrasi siswa
3.      Administrasi kepegawaian
4.      Administrasi keuangan
5.      Administrasi perlengkapan
6.      Administrasi surat menyurat
7.      Administrasi perpustakaan
8.      Administrasi pembinaan kesiswaan
9.      Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
Manajemen administrasi adalah pengelolaan terhadap seuruh kepentingan institusional yang bersifat administrative.Manajemen administratif mengungkapkan tindakan mengatur atau mengolah seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi. Langkah-langkah dalam proses manajemen administrasi dikemukakan beberapa pakar, antara lain:
1.      Pendapat Henry Fayol
Henry Fayol seorang industrialis Perancis daah yang pertama menganalisa proses administrasi menjadi lima bagian yaitu: merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, pengendalian, dan mengevaluasi,
2.      Pendapat Gulick dan Urwick
Langkah-langjah yang dikemukakan oleh Henry dan Urwick lebih popular dengan akronim POSDCORDE, yang merupakan huruf pertama dari 7 unsur proses manajemen, yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), stuffing (penyususnan staff),directing (pengarahan), coordinating (pengoordinasian), reporting (penyusunan laporan), dan budgeting (penyusunan anggaran biaya).
Proses manajemen administratif sangatlah penting untuk mengikuti langkah-langkah yang merupakan unsur-unsur mendasar dalam administrasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Pemilihan dan pemilahan berbagai masalah yang dihadapi.
2.      Setiap problem solving yang dijadikan alternative harus didasarkan pada kebijakan yang rasional
3.      Pelaksanaan keputusan berpegang pada prinsip kerjasama dan interaksi diantara pegawai administrasi
4.      Komunikasi yang baik untuk mengarahkan kinerja administrator.
Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa manajemen administrasi adalah keseluruhan kegiatan pengelolaan terhadap semua aktivitas lembaga atau organisasi, sebagaimana lembaga pendidikan yang bersifat administratif.Semua aktivitas yang berhubungan dengan upaya menggerakkan orang untuk memiliki kemampuan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam bidang administrasi termasuk pada manajemen administratif.Tujuan manajemen administratif adalah terciptanya sinergitas pekerja dengan seluruh tugas dan kewajibannya, dan terwujudnya mekanisme kerja yang kooperatif, efektif dan terpadu.
Seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu dan berada di atas kedudukan orang lain dalam suatu kelompok pada dasarnya adalah seorang pemimpin. Dalam menjelaskan suatu kepemimpinan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah: (1)kekuasaan dan kewenangan. (2) kewibawaan. (3)kemampuan. (Siagian, 1990:80)
Hasil penelitian Stogdill (1974:63) menyimpukan bahwa kepemmpinan ditandai dengan berbagai macam sifat yang dikeompokkan sebagai berikut:
1.      Capacity, meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara, keaslian dan kemampuan nilai.
2.      Achievement, meliputi: gelar kesarjanaan, pengetahuan, kebehasilan dan olahraga.
3.      Responsibility, meliputi: mandiri berinisiatif, tekun, agresif, percaya diri, dan berkeinginan untuk maju.
4.      Participation, meliputi: aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, mudah menyesuaikan diri dan humoris
5.      Status, meliputi: kedudukan social ekonomi dan ketenaran
6.      Situation, meliputi: mental yang baik, status, mempunyai keahlian, berkeinginan untuk maju, berdaya kepengikutan dan berorientasi pada tujuan.
Menurut Bales, ada dua jenis gaya kepemimpinan, yaitu
1.      Task oriented, bahwa pemimpin memusatkan perhatian terhadap anggota kelompok dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang harus mereka lakukan.
2.      Expressive, bahwa pemimpin menekankan hubungan personal diantara anggota kelompok.
Orang yang sangat berpengaruh dalam suatu organisasi dan ia tercantum secara resmi dalam organisasi tersebut sebagai pejabat, dan ia mendapat kewenangan disebut pemimpin formal. Mereka secara langsung diangkat dan dipilih oleh pejabat yang berwenang. Sedangkan orang  yang sangat berpengaruh dalam suatu organisasi, tetapi ia tidak tercantum secara resmi dalam suatu organisasi disebut pemimmpin nonformal. Pemimpin formal contohnya rektor, dekan, kepala sekolah, presiden.Pemimpin nonformal misalnya kyai, kepala suku sepepuh desa.
Kepemimpinan menurut menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang lain untuk  secara sukarela mau berjuang mencapai tujuan-tujuan kelompok. Fungsi kepemimpinan menyangkut seluruh aspek, yaitu berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan, dan penilaian (Siagian, 1990:107)
Pemimpin dan kepemimpinan pada dasarnya merupakan dua sisi mata uang.Oleh karena itu, pendekatan antara keduanya dapat dilakukan dari bernagai sudut. Menurut Stoner, Freeman dan Gibert (1996:162-171), pendekatan terhadap kepemimpinan adalah:
1.      Pendekatan sifat pada kepemimpinan, yang mengasumsikan bahwa pemimpin mempunyai beberapa sifat kepribadian yang sama yang dibawa sejak lahir, yaitu bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat.
2.      Pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan, yang mengikuti aliran bahwa individu yang dilatih dalam kepemimpinan yang tepat akan mampu memimpin lebih efektif.
3.      Pendekatan kontigensi pada kepemimpinan, yaitu pendekatan yang menyatukan faktor-faktor dalam setiap situasi yang mmpengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan tertentu.
Dengan demikian jelas bahwa pendekatan sifat memandang bahwa sifat kepemimpinan melekat pada diri seorang pemimpin, sehingga sering dikatakan bahwa pemimpin memiliki kepemimpinan. Dari berbagai macam teori yang ada dapat diidentifikasikan pada dasarnya teori kepemimpinan itu ada tiga macam, yaitu:
1.      Teori sifat, yang menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk
2.      Teori perilaku, beranggapan bahwa kepemimpinan kepemimpinn dipandang sebagai hubungan diantara orang-orang.
3.      Teori lingkungan, menganggap bahwa munculnya pemimpin-pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan.
Supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepada personal pendidikan untuk mngembangkan proses pendidikan yang lebih baik dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan-kegiatan berikut ini:
1.      Menyampaikan gagasan, prosedur dan bahan material untuk menilai dan mengembangkan kurikulum
2.      Mengembangkan pedoman, petunjuk, cara dan bahan penunjang lainnya untuk melaksanakan kurikulum
3.      Merencanakan perbaikan metode proses belajar mengajar secara formal melalui penataran, lokakarya, seminar, sanggar kerja, diskusi dan kunjungan dinas
4.      Membina dan mengembangkan oganisasi profesi seperti: Kelompok Kerja Guru (KKG)
5.      Membina, memimpin dan mengarahkan guru-guru pada peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampian melaksanakan proses belajar mengajar. Menilai kurikulum, sarana prasarana, prosedur berdasarkan tujuan pendidikan
Kepala sekolah termasuk pemimpin formal dalam lembaga pendidikan.kepla sekolah merupakan penanggungjawab utama secara structural dan administratif di sekolah. Tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1.      Membuat perencanaan yang berkaitan dengan program pengajaran, kesiswaan, pembinaan guru, pengembangan kurikuum dan pelaksanaan pengembangan aktivitas siswa yang bersifat intra dan eksatra kurikuler.
2.      Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian
3.      Pengelolaan administrasi keuangan sekolah
4.      Pengembangan sarana dan prasarana sekolah
Kepala sekoah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, Pembina, pengarah dan pemberi contoh kepada para guru dan karyawan di sekolah.Kegiatan pengawasan terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya mencakup penelitian, penentuan berbagai kebijakan yang diperlukan, pemberian jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi oleh seluruh pegawainya.
Penilik sekolah bertugas sebagai supervisor yang wewenangnya lebih tinggi daripada kepala sekolah.Ia melaksanakan fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan yang bukan hanya sekedar mengontrol apakah seluruh kegiatan telah diaksanakn sesuai dengan program yang telah digariskan, tetapi lebh dari itu, ia meneliti penentuan kondisi atau syarat-syarat personal maupun materiil yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan. Jabatan penilik sekolah lebih tinggi daripada kepala sekola, dan supervise yang dilakukan termasuk mengawasi kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor.
Meurut Goldberg dan Pearson (1985:162-163) jenis-jenis kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.      Tipe kepemimpinan demokratis, yaitu pemimpin membimbing dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk ikut serta mengambil bagian dalam proses pembuatan keputusan.
2.      Tipe kepemimpinan otoriter, yaitu dalam proses pembuatan keputusan pemimpin secara individualmengarahkan dan mendominasi anggota kelompokdan ialangsung mengambil keputusan.
3.      Tipe kepemimpinan laissez faire, disebut juga kepemimpinan liberal yaitu pemimpin berusaha menghindari tanggungjawab terhadap pengikutnya. Dalam pengambilan keputusan ia memerintahkan para pengikutnya menentukan sendiri, ia hanya mengamati dan memperhatikan tanpa berpartisipasi langsung.
4.      Tipe kepemimpinan nondirektif, ia mencoba mengerti tentang apa yang dipikirkan oleh anggotanya dan berusaha mewujudkan pengertian tersebut. Dalam pengambilan keputusan, ia lebih cenderung menerapkan system kebersamaan dalam keserasian antara pemimpin dan pengikutnya
Pedoman dalam supervise pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulim dengan segala sarana dan prasarana.
2.      Membantu dan membina guru maupun kepala sekolah.
3.      Membantu guru atau kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah
Supervisi berbeda dengan inspeksi.Supervisi diarahkan pada pembinaan dan pengendalian guru dan karyawan sekolah.Sedangkan inspeksi dalah pengawasan yang sifatnya lebih mendadak dan tidak terduga.Inspeksi dilakukan untuk mengetahui berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh guru dan seluruh civitas akademika dalam melaksanakan instruksi dan peraturan yang berlaku.
Kode etik guru artinya pedoman perilaku yang menggambarkan baik atau buruknya tingkah laku guru. Kode etik guru ndonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku bagi guru sebagai bagian dari PGRI yang bertujuan:
1.      Menjunjung tinggi martabat profesi guru
2.      Meningkatkan kesejahteraan guru
3.      Meningkatkan pengabdian guru
4.      Meningkatkan profesionalitas guru
5.      Meningkatkan kewibawaan guru
6.      Menjaga citra pendidikan Indonesia
7.      Menjadi suri teladan bagi peserta didik dan masyarakat
8.      Meningkatkan wawasan dan karir guru